Anak-anak kecil sekarang jarang sekali memainkan permainan tradisional karena lebih tertarik dengan gadget. Tapi permainan tradisional ini harus kita lestarikan ya guys. Karena ini juga bagian dari warisan budaya.
Selain itu, permainan tradisional terbilang lebih murah karena alat seperti kayu mudah ditemui di sekitar kita. bambu, batok kelapa, dll.
Seperti dikutip dalam buku ‘Permainan Tradisional’ terbitan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Iptek, permainan tradisional merupakan salah satu produk budaya lokal. Permainan tradisional ada yang menggunakan alat dan ada yang tidak.
Definisi lainnya adalah permainan tradisional adalah permainan yang sudah ada sejak lama dan dimainkan secara turun temurun, sebagaimana tertuang dalam buku Permainan Tradisional Anak Nusantara karangan Rezki Yulita dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mengutip buku ‘Permainan Tradisional Sebagai Sarana Pendidikan Karakter’ terbitan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Iptek, terlihat bahwa permainan tradisional juga mengandung nilai-nilai karakter utama. Berikut adalah nilai-nilai karakter utama dari game lama.
Nilai religius ini diekspresikan dalam tindakan seperti menghargai perbedaan agama dan menganjurkan toleransi. Dari luar, permainan tradisional ini mengandung nilai-nilai religi.
Contohnya adalah mucikari tuan rumah untuk memutuskan siapa yang akan bermain lebih dulu. Rumah Pimpa berarti segala sesuatu yang berasal dari Tuhan kembali kepada Tuhan.
Nilai-nilai nasionalisme adalah cara Anda berpikir, bertindak, dan bertindak untuk menunjukkan negara Anda dan minat Anda terhadapnya. Permainan tradisional mengandung nilai-nilai kebangsaan dalam konteks zaman dan tempat diadakannya permainan di luar.
Misalnya, beberapa permainan tradisional dilakukan untuk merayakan Hari Kemerdekaan, dll.
Nilai kemandirian ini adalah sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain. Contohnya adalah permainan congklak. Ini adalah permainan yang mengembangkan keinginan untuk bersaing dan kejujuran yang tidak dipengaruhi oleh tindakan orang lain, serta mengembangkan kepekaan perhitungan dan perhitungan.
Nilai penderitaan merupakan aplikasi dari kata kerja menghargai kerja sama dan semangat membantu sesama dengan bergandengan tangan. Contoh permainan tradisional adalah gobak sodor. Hal ini dikarenakan permainan ini dimainkan secara berkelompok untuk bekerja sama guna mencapai tujuan bersama.
Nilai-nilai integritas ini didasarkan pada tindakan yang menjadikan Anda sebagai pribadi yang dapat dipercaya dan berkomitmen dalam perkataan, perbuatan, dan perbuatan. Nilai integritas ini banyak dijumpai pada permainan tradisional yang menuntut kejujuran, seperti gobaksodor, dakon, bekel, dan lompat tali.
Laporan permainan anak tradisional Indonesia yang ditulis oleh Rizki Yulita, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
Hompimpa atau gambreng adalah salah satu permainan tradisional Indonesia. Permainan ini dimainkan oleh 2 orang atau lebih dengan cepat dan bersamaan. Permainan ini dimainkan bergandengan tangan.
Pemain mengucapkan “hompimpa alaium gambreng ” lalu mengangkat tangan untuk membalik atau tidak membalik. Jika terlambat atau terlalu cepat, Anda harus mengulanginya. Warna tangan dengan warna paling sedikit adalah pemenangnya.
Permainan ini sangat digemari baik oleh anak laki-laki maupun perempuan, namun biasanya dimainkan oleh anak perempuan. Anak-anak biasanya mengepang karet gelang panjang sebelum bermain.
Permainan ini dilakukan sendiri atau lebih. Jika bermain sendiri, pegang karet gelang di setiap ujungnya dengan tangan Anda dan mulailah memutarnya ke atas dan ke bawah, lompat saat talinya berada di bawah.
Sedangkan saat dimainkan bersama, dua orang memegang karet di masing-masing ujungnya. Dua orang memutar bungee. Kemudian setiap pemain yang ingin melompati karet melewati giliran mereka. Pemain dianggap kalah jika menabrak tali elastis saat melompat.
Gim ini diminati di kalangan anak laki-laki, tetapi tidak jarang anak perempuan juga memainkannya. Untuk memainkan permainan, pengklasifikasi perlu membentuk lingkaran dan meletakkan semua bola di dalam lingkaran.
Para pemain kemudian bergiliran menembak bola di luar lingkaran. Bola apa pun yang keluar dari lingkaran akibat tembakan ini menjadi milik pemain. Namun dengan syarat bola yang digunakan untuk menembak tidak berhenti membentuk lingkaran.
Dikenal sebagai dakon di Jawa, permainan ini dimainkan oleh dua orang. Kemudian orang Sumatera menyebutnya Kongklak dan di Lampung dan Sulawesi disebut Bum.
Game ini membutuhkan papan jam kacang dan biji jam kacang. Bibit jam kacang dapat berupa biji atau kerikil kecil dalam jumlah yang bervariasi tergantung kebutuhan permainan.
Papan jam kacang memiliki 2 baris dengan total 14 papan jam kacang, setiap pemain memiliki 7 lubang dan 2 lubang besar di ujung papan untuk menyimpan sisa biji.
Cara bermainnya adalah mengisi lubang demi lubang, termasuk lubang lawan. Jika benih terakhir masih ada di lubang yang berisi isinya, ambil benih itu dan semai lagi di lubang yang lain.
Namun, jika ada slot yang kosong dan diisi dengan biji terakhir, pemain dianggap mati atau dijeda untuk giliran pemain lawan. Lanjutkan hingga slot penyimpanan dengan biji terbanyak menang.
Permainan ini dimainkan oleh dua orang atau lebih yang memegang bahu orang di depan dan berbaris di belakangnya seperti kereta api.
Ini adalah permainan yang berputar seperti kereta sambil menyanyikan lagu di dalam kereta. Semakin lama Anda berjalan, semakin cepat Anda berjalan, semakin banyak orang yang kehilangan bahu.